Entrepreneur Vs Employee

Seorang karyawan (bahkan tingkatan Direktur) berkata pada dirinya "Seandainya saja saya seorang pengusaha (entrepreneur), saat ini saya mestinya sedang menikmati waktu saya dengan hal yang saya sukai."

http://ergonomicedge.files.wordpress.com/2010/02/winnerslosers.jpgPernyataan keinginan di atas jamak sekali kita dengar atau bahkan alami. Ini merupakan sebuah fenomena menarik yang terjadi pada mayoritas orang. Sebenarnya apa yang terjadi dengan yang bersangkutan dalam 5 tahun terakhir?

Beliau tidak pernah "memutuskan" untuk menjadi seorang entrepreneur, tidak pernah "memutuskan" untuk melakukan sesuatu berbeda untuk perubahan ke arah tujuan tadi, dan tidak pernah "memutuskan" untuk memiliki sesuatu yang biasanya diputuskan oleh para entrepreneur awalnya. Jadi faktor KEPUTUSAN merupakan hal utama yang pertama perlu diambil.

Ketika temannya atau saudaranya dulu ketika sama-sama baru lulus kuliah/sekolah, memutuskan untuk menjadi entrepreneur, beliau (si karyawan direktur) tidak mengambil keputusan dan jalan tersebut. Ada seorang temannya yang mengambil kesempatan untuk bekerja dulu sebgaia karyawan untuk beberapa tahu, tetapi di titik tertentu (tidak terlalu lama sejak mulai bekerja) dia telah menentukan tujuan dan arah nya untuk menjadi entrepreneur.

Kenyataannya hari ini terjadi perbedaan yang cukup signifikan dalam kehidupan keduanya (bisa dilihat di grafik berikut ini):

Hal di atas semata-mata karena sebuah keputusan sederhana beberapa tahun lalu.

Bagaimana dengan 5 tahun ke depan?

Apakah hal rutin yang sama yang akan kita lakukan, atau kita sudah harus ambil keputusan?

Bertahun-tahun karir sebagai profesional karyawan sampai dengan direktur telah membuat yang bersangkutan memiliki atribut ciri seperti berikut:

  1. Menilai keamanan pekerjaan lebih daripada kesejahteraan.
  2. Terbiasa tangan menengadah (alias menerima upah gaji saja).
  3. Rutin rutin dan rutin, dengan jam kerja yang panjang.
  4. Konstan tetapi relatif rendah pendapatan.
  5. Bekerja untuk membangun aset orang lain (pemilik perusahaan/pemegang saham).
  6. Tidak suka mengambil resiko.
  7. Bisa dipecat PHK sewaktu-waktu.
  8. Rentan terhadap resiko.
  9. Membangun sistem untuk kepentingan pemilik perusahaan.
  10. Membayar pajak terhadap total penghasilan.
  11. Tidak membangun aset pribadi.
  12. Mendapatkan "active income" yang mana terkena pajak jauh lebih tinggi daripada entrepreneur.
  13. Melakukan investasi di luar pekerjaan.
  14. Tidak mau / sulit mau berubah.
  15. Mesti mengikuti pola menabung dan investasi yang ketat untuk mendapatkan keamanan keuangan sebelum mereka pensiun.
  16. Tidak akan menjadi seorang yang memiliki kebebasan keuangan ketika muda.
  17. Tidak memiliki posisi tawar yang kuat terhadap peraturan perusahaan dan pemilik perusahaan.
  18. Hanya menggunakan sedikit dari kemampuan yang mereka sebenarnya miliki.
  19. Menghasilkan uang hanya ketika mereka bekerja.
  20. Bekerja untuk mendapatkan "uang pensiun".

Sementara kawannya dan juga saudaranya telah membentuk diri mereka dengan proses pembelajaran sebagai berikut:

  1. Menghargai kesejahteraan lebih daripada sekedar keamanan pekerjaan.
  2. Bersedia untuk berkorban "tanpa penghasilan".
  3. Bekerja dengan waktu yang panjang, apalagi ketika memulai wirausaha.
  4. Memiliki potensi pendapatan yang sangat sangat tinggi.
  5. Membangun aset pribadi mereka.
  6. Memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap resiko.
  7. Bersedia untuk mengambil resiko yang bisa diperhitungkan dan rasional.
  8. Membangun sistem untuk kepentingan mereka untuk bebas.
  9. Membayar pajak dari pendapatan bersih.
  10. Membangun aset, dan lalj menggunakannya untuk membeli aset lain.
  11. Membangun passive income dan portfolio income.
  12. Berinvestasi di dalam usahanya.
  13. Bisa melakukan diversifikasi dengan cara yang sama sebelumnya untuk sukses.
  14. Cepat beradaptasi terhadap perubahan
  15. Memutuskan dan memilih siapa yang bisa bekerja untuk mereka.
  16. Memiliki kebebasan untuk mengendalikan usahanya.
  17. Bisa menggunakan seluruh potensi kemampuan dirinya.
  18. Jarang sekali melakukan hal yang sama untuk 2 hari berturut (alias tidak rutinitas).
  19. Tidak memerlukan uang pensiun, karena aset yang terbangun yang akan mengalirkan uang terus.
  20. Menghasilkan pendapatan ketika mereka sedang tidur.

Keputusan kita hari ini menentukan keadaan kita 5 tahun ke depan !!

Source : www.aaachoiceofcoach.blogspot.com


Related Posts with Thumbnails
You can leave a response, or trackback from your own site.